Minggu, 28 Desember 2014

ATTALA ( sejarah awal Nusantara )


Bukit Piramdia Sadahurip garut
11.600 tahun yang lalu meletuslah Gunung Krakatau
Entah letusan yang ke berapa
Namun adalah yang paling dahsyat Maha dahsyat !
Yang menenggelamkan Benua Attala Alias Benua Neraka—meski alamnya indah bagai surga
Namun mungkin karena tempat dua rumpun suku besar Suku kulit terangdan kulit hitam
Yang senantiasa hidup bermusuhan Senantiasa berperang dan saling memusnahkan
Maka dinamakan Attala atau Atlantis menurut lidah bule

Meskipun demikian
Diantara mereka tetap ada Yang menyerah kepada keagungan Cinta
Lalu berjodoh berkasih-kasihan Lalu berkawin-mawin dan melahirkan
Rumpun bangsa kulit berwarna Gen campuran, gen jalan tengah Yang
menjadi penengah ekstrim kiri dan kanan
Karena letusan mahadahsyat Krakatau itu
Air laut mendidih membuncah-buncah Dan langit gelap-gelap katon
Air laut yang tersedot panas lalu turun lagi menjadi hujan badai
berhari-hari Gempa yang memecah daratan mengalirkan samudra ke
lembah-lembah
8b5d6-candibarong-prambanan-slemandiy
Jadilah banjir bandang besar berhari-hari
Luluh lantaklah benua Attala Terpecah-pecah menjadi pulau-pulau kecil
dan besar Yang dikelilingi air laut yang mengepung
Maka disebutlah kini Salila Buana atau Benua Air
Atau ada juga yang menyebutnya Nusa Antara atau Pulau-pulau Tersebar
Dan lidah masyarakatpun menyebutnya dengan mudah : NUSANTARA !!!
-dua-
Karena hujan badai banjir gempa gunung meletus maha mengerikan itu
Maka semburatlah para penghuni Attala Berlayar atau mengembara
Baik rumpun kulit terang maupun kulit hitam dan kulit berwarna
Berhimpun berkabilah-kabilah, memulai perjalanan panjang lintas benua
Kabilah Indian ke benua Amerika Kabilah Etiopia dan Mesir ke benua
Afrika Kabilah Yunani dan Minoa ke daratan sekitar Laut Tengah
Kabilah Mesopotamia ke Irak, Iran dan Palestina Kabilah India ke Benua
Hindustan Dan sebagainya Dan sebagainya
Tinggallah orang-orang sabar Tersabar di dunia Terlugu di akhirat
Dialah manusia-manusia Nusantara Mereka setia menunggui buminya
yang kini menjadi pulau-pulau Yang mulai tenang
dan menumbuhkan lagi pohon-pohon dari tunas-tunasnya
Manusia Nusantarapun membangun lagi kehidupannya dari nol Berbekal
ingatan warisan leluhur Namun dipilih dari peradaban paling sederhana
Untuk memanfaatkan apa yang tersedia di alam Yang kaya raya dan
melimpah ruah
Bambulah yang dipilih paling dahulu
Ditambah bantuan dari pohon kelapa Serta rotan dan akar-akaran
Karena itulah bahan yang mudah diolah Dan mempunyai manfaat yang multiguna
Mereka membangun rumah dari bambu
Membuat rakit dari bambu
Membuat bubu penangkap ikan dari bambu
Membuat peralatan rumah tangga dari bambu
Membuat kandang ternak dari bambu
Membuat pagar dari bambu
Bahkan senjatapun dari bambu runcing
Baru kemudian bahan-bahan lain dilengkapkan
Batok kelapa, sabut kelapa Tulang daun kelapa Rotan dan akar-akaran
Dan sebagainya
Kerinduan kepada Tuhan Tidak lagi dirupakan dengan arca di Kuil-kuil megah
Tapi cukup dengan batu-batu menhir dan dolmen yang disusun-susun Lalu
disembah didampingi persembahan buah-buahan dan bunga-bunga
Untuk menghibur diri di kala lelah
Apalagi jika malam indah diterangi bulan purnama
Dan anak-anak tak mau tidur cepat-cepat
Maka didongengkanlah sisa-sisa ingatan Mengenai kisah leluhur yang
suka berperang Lalu dihukum Tuhan dengan gempa hebat dan banjir besar
Diajarkannya sari dongeng itu kepada anak cucu Agar mereka tidak suka
menjadi manusia pemarah Yang berhati dengki, culas , serakah dan suka
berkelahi Karena untuk apa ?
Toh di alam luas Nusantara tersedia segala-galanya Bisa dimakan dan
dimanfaatkan gratis tanpa harus berebut Asal kekayaan alam itu tidak
dikuras Namun sekedar untuk dimakan berdasarkan kebutuhan Sak madyo ,
secukupnya, seperlunya
164703_1710666839517_1023504567_31882230_4525865_n
Itulah kearifan Nusantara yang asli
Sebelum datang orang-orang asing lagi
Yang minggat karena takut hidup di Attala
Kini ingin datang lagi merebut Attala yang sudah bernama Nusantara
Maka akan datang episode buas dan ganas yang akan merusak keindahan
dan kedamaian Nusantara Dari tangan bangsa yang sabar, ramah tamah dan
murah hati Sehingga ada yang menyebutnya bodoh, lugu , malas dan lalai
Mereka akan dihancurkan para peminggat yang licik, serakah dan tinggi hati
Maka waspadalah wahai manusia Nusantara ! Waspadalah ! Waspadalah !!
Waspadalah !!!
3-way
Nusantara-Depok-Margonda, Juni 2011 ( seusai mendaras buku “Atlantis
The Lost Continent Finally Found” karya Prof.Arysio Santos ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar