Senin, 29 Desember 2014

Langkat Sebagai Kunci Harta Monsterverbond dan Bandar Narkotika VOC

Pernahkan anda membaca sebuah novel yang sangat spektakuler melalui pemikiran-pemiran konservatis dan pengetahuan sejarah yang sungguh luar biasa oleh penulisnya.
Rahasia Meede: Misteri Harta Karun VOC adalah sebuah novel thriller berlatar belakang sejarah Nusantara karangan E.S. Ito yang diterbitkan oleh Penerbit Hikmah (kelompok Mizan) pada tahun 2007. Novel ini adalah karya kedua E.S. Ito, yang merupakan nama pena dari Eddri Sumitra. Novel ini bercerita tentang perburuan harta karun peninggalan dari era VOC yang dilakukan oleh berbagai pihak dari Indonesia dan Belanda. Alur utama novel ini terjadi di Indonesia (terutama Jakarta) pada era reformasi, namun terdapat kisah-kisah dan sub-alur yang terjadi di lokasi ataupun era yang berbeda.
Cerita dalam novel ini bermula dari proses perundingan Konferensi Meja Bundar (1949) di Den Haag. Bung Hatta akhirnya menyetujui klausul terakhir yang diajukan Belanda bahwa Indonesia bersedia menanggung beban hutang Hindia Belanda sebagai syarat pengakuan kedaulatan Republik Indonesia. Dokumen tentang harta VOC, telah merubah penolakan mereka menjadi persetujuan. Dari sinilah semua bermula.
Hasil perundingan Konferensi Meja Bundar 1949 di Den Haag memang mengundang kontroversi. Kesediaan delegasi Indonesia untuk menanggung hutang Hindia Belanda sebesar 6.1 miliar gulden, sebagai syarat diakuinya kedaulatan Indonesia oleh Belanda adalah harga yang sangat mahal, baik dilihat secara ekonomi maupun dilihat dari martabat bangsa. Sebuah kabar menyatakan bahwa Bung Hatta akhirnya menerima klausul tersebut karena sebuah informasi tentang adanya dana atau harta tersembunyi peninggalan VOC yang nilainya masih jauh lebih tinggi dari jumlah hutang yang dituntutkan Belanda. Sehingga penerimaan klausul itu tidak akan merugikan Indonesia secara ekonomi, dan yang pasti akhirnya kemerdekaan Indonesia diakui. Sayangnya dokumen tersebut sebagian hilang dalam pengiriman dari Den Haag ke Jakarta.
Pejabat VOC Cornelis Speelman, bersama dua orang pribumi yang memiliki pengikut setia Kapitan Jonker, dan Arung Palakka pada tahun 1666 “Monsterverbond” yang secara de facto menjadi pengendali VOC. Pada masa kekuasaan mereka, dilakukan penggalian emas besar-besaran di Salido Sumatera Barat tapi selalu dilaporkan tidak berhasil menemukan banyak emas dan tidak ada emas yang dikirim ke Belanda.
Setelah Speelman meninggal, para pesaing politiknya berusaha menyingkirkan Kapitan Jonker dan Arung Palakka. Jonker difitnah dan dipancung. Arung Palakka dibiarkan sibuk sebagai raja di Bone, daerah kecil di Sulawesi Selatan. Rahasia harta yang ditimbun Monsterverbond tidak terungkap. Rahasia itu diduga disimpan oleh anggota keempat Monsterverbond, Pieter Erberveld. Pieter Erberveld senior meninggal dengan tenang. Anaknya yang juga bernama Pieter Erberveld-lah yang menjadi sasaran. Seorang opsir bernama Clusse ditugaskan memata-matai Pieter
CATATAN SEJARAH MENGENAI PIETER ELBERVELD
Berdasarkan catatan sejarah, dikatakan bahwa Elberveld juga orang kepercayaan Cornelis Speelman, Gubernur Jendral Hindia-Belanda pada tahun 16811684. Dekat dengan kekuasaan, dan sebagai orang keempat Monsterverbond Pieter Elberveld senior cepat kaya-raya.
Pada tahun 1708, pemerintah VOC menyita ratusan hektar tanah milik Pieter. Pihak VOC beralasan, tanah milik Pieter tersebut tidak punya akte yang disahkan oleh penguasa VOC. Konon, ketika penyitaan berlangsung, banyak kaum pribumi yang memihak kepada Pieter.
Namun, bukannya melemah, pemerintah VOC malah makin garang. Gubernur Joan van Hoorn menambah hukuman Pieter: 3300 ikat padi. Sejak kejadian itu, Pieter Erberveld menyimpan rasa dendam terhadap VOC.
Mungkin saja, karena kedekatan Pieter Elberverld dengan Speelman. Speelman sendiri memimpin sebuah komplotan rahasia bernama Monsterverbond. Komplotan ini banyak mengeruk kekayaan VOC.
Bersamaan dengan itu, Pieter juga makin mendekat dengan kaum pribumi. Bersama dengan seorang ningrat asal Banten, Raden Ateng Kartadriya, Pieter Erberveld merancang pemberontakan. Sedangkan eksiklopedi Jakarta menyebutkan bahwa Raden Kertadira berasal dari Jawa Tengah, keturunan Sunan Kalijaga Adilangu. Ia masuk ke Jakarta tahun 1718, melalui Cirebon dan Bandung, dan sejak tahun 1690 banyak membantu perjuangan rakyat.

Namun, belum juga rencana pemberontakan ini dijalankan, intelijen VOC sudah berhasil mengendusnya. Melalui pengakuan seorang budak Pieter, VOC bergerak cepat untuk menangkap Pieter, Raden Kartadriya, dan 23 orang pengikutnya.
Lalu, setelah proses di Collage van Heemradeen Schepenen, Pieter Erberdveld dan 24 orang pribumi dijatuhi hukuman mati. Proses eksekusi dilakukan di sebuah lapangan di dekat rumah Pieter.
Eksekusi terhadap Pieter sungguh sangat biadab dan kejam. Tangan dan kaki Pieter diikat dengan tali dan masing-masing dihubungkan dengan empat ekor kuda yang menghadap empat penjuru. Dengan sekali hentakan, keempat kuda itu berlarian terpencar. Tubuh Pieter terbelah atau terpecah menjadi empat bagian.
Namun, kesadisan pemerintah Hindia-Belanda belum berhenti di situ. Kepala Pieter dipenggal dengan pedang, dan kemudian ditancapkan di atas sebuah tonggak. Ini kemudian menjadi tugu peringatan terhadap siapapun yang berani memberontak terhadap pemerintah kolonial Belanda.
Monumen peringatan itu diberi semacam papan peringatan yang dibuat dari batu berwarna biru berukuran 1 x 2 meter. Pada batu itu tertera sembilan baris tulisan berbahasa belanda. Lalu, di bawah bahasa Belanda itu, terdapat pula terjemahannya dalam bahasa Jawa.
Peringatan itu berbunyi (dalam bahasa Indonesia): “Sebagai kenang-kenangan yang menjijikan atas dihukumnya sang pengkhianat: Pieter Erberveld. Karena itu dipermaklumkan kepada siapapun, mulai sekarang tidak diperkenankan untuk membangun dengan kayu, meletakan batu bata dan menanam apapun di tempat ini dan sekitarnya. Batavia, 14 April 1722
HUBUNGAN MONSTERVERBOND DENGAN SUMATERA (SWARNADWIPA = PULAU EMAS)
Arung Palakka sangat populer sebab berhasil menaklukan Sumatra dan membumihanguskan perlawanan rakyat Minangkabau terhadap VOC. Arung Palakka menyimpan dua sisi diametral, di satu sisi hendak membebaskan Bone, namun di sisi lain justru menaklukan daerah lain di Nusantara. Kisahnya berawal pada tahun 1662, dibuat perjanjian antara VOC dengan pemimpin Minangkabau di Padang. Perjanjian yang kemudian di sebut Perjanjian Painan itu bertujuan untuk monopoli dagang di pesisir Sumatera, termasuk monopoli emas Salido. Sayang, rakyat Minang mengamuk pada tahun 1666 dan menewaskan perwakilan VOC di Padang bernama Jacob Gruys. Arung Palakka kemudian dikirim ke Minangkabau dalam ekspedisi yang dinamakan Ekspedisi Verspreet. Bersama pasukan Bone, ia berhasil meredam dan mematikan perlawanan rakyat Minangkabau hingga menaklukan seluruh pantai barat Sumatera, termasuk memutus hubungan Minangkabau dengan Aceh. Kekuasaan VOC diperluas hingga Ulakan di Pariaman. Di tempat inilah, Arung Palakka diangkat sebagai Raja Ulakan.
Hingga tahun 1678, kekuasaan VOC mencakup pantai barat Sumatera termasuk Padang, Palembang, Bengkalis, Lampung, Pesisir Utara Jawa, Priangan, Madura, Banjarmasin, Makassar, Menado, Minahasa, Sumbawa, Flores, P. Roti, Kep Aru dan Kepulauan Maluku.
Dengan semakin luasnya pengaruh VOC di Nusantara, menyebabkan nama VOC semakin harum dan mandiri. Sebagai informasi pada tahun 1672, Perancis dibawah pimpinan Louis XIV menginvasi Belanda dengan 100.000 tentara. Pendudukan ini mengakibatkan perekonomian Belanda lumpuh, tapi hal itu tidak berlaku untuk VOC, karena VOC dapat menghidupi dirinya sendiri.

Sedang Kapiten Jonker punya reputasi menangkap Trunojoyo dan diserahkan pada pegawai keturunan VOC keturunan Skotlandia, Jacob Couper. Tiga tokoh yaitu Speelman, Arung Palakka, dan Kapiten Jonker telah menaklukan Nusantara di Barat, Tengah, dan Timur. Mereka punya andil besar untuk mengantarkan VOC pada puncak kejayaannya pada masa Gubernur Jenderal Joan Maetsuyker. Tidak heran kalau ketiga tokoh ini menjadi tulang punggung kekuatan VOC pada masa itu. Maetsueyker tidak berani menolak permintaan ketiganya sebab mereka punya bala tentara yang besar. Di luar ketiganya, ia hanya mengandalkan serdadu bayaran multibangsa dengan loyalitas yang rendah. Akibat kekuasaan yang besar serta penguasaan monopoli emas ini, Speelman berhasil menjadi Gubernur Jenderal VOC pada tahun 1681.

1375095646951552388
Sketsa Tambang Salido - Van Het Bergwerk Tahun 1685
Sayangnya, kisah menakjubkan dari tiga jagoan Batavia ini harus berakhir dalam waktu yang tidak lama. Musuh Speelman yaitu perwira asal Perancis bernama Isaac declornay de Saint Martin langsung bergerak. Komandan perang yang memenangkan peperangan di Cochin, Colombo, Ternate, Buton, Jawa Timur, dan Jawa Barat ini, berhasil mengungkap semua korupsi dan keculasan Speelman melalui komplotannya Monsterverbond hingga akhirnya Speelman disingkirkan dari posisi Gubernur Jenderal. Isaac juga berhasil memengaruhi Gubernur Jenderal Champuys untuk menyingkirkan Kapiten Jonker. Wilayah kekuasaan pria Ambon ini di Pejonkeran Marunda dikepung, kemudian diserang. Kapiten Jonker tewas terbunuh dalam penyerbuan itu, kepalanya dipancung dan dipertontonkan. Pengikutnya dibunuh dan keluarganya diasingkan ke Colombo dan Afrika.
TERKUBURNYA RAHASIA KEKAYAAN MONSTERVERBOND
Sebagian ahli sejarah mempercayai bahwa dengan dieksekusinya Pieter Erberveld pada tanggal 14 April 1722. maka hilanglah sudah penggalam misteri harta Monsterverbond ini.
Adalah Het Geheim van Meede—ialah seorang gadis Belanda yang lari karena menyandang nama keluarga yang terkutuk yang merupakan putri dari Pieter Erberveld yang rupanya membawa rahasia Monsterverbond bersama dengan keberadaannya yang masih misterius.
Dalam Narasi dan pengetahuan sejarah yang luar biasa ini,rupanya E.S Ito dalam bukunya mencoba mengaitkan Rahasia Meede ini bersamaan dengan pelarian Het Geheim van Meede ke Pulau Onrust (Kepulauan Seribu). Dan banyak kalangan lain pula mempercayai bahwa misteri harta karun VOC tersebut terkubur di Pulau Onrust.
13750924581440487563
Foto Pulau Onrust
PIETER ELBERVELD LAHIR KEMBALI DI LANGKAT - SUMATERA
Saya adalah pengkaji budaya sekaligus seorang kolektor yang mencintai sejarah layaknya E.S Ito yang mengagumi misteri untuk ditelanjangi layaknya seorang detektif yang birahi terhadap ke-seksian sebuah kasus.
Sebenarnya saya lebih tertarik untuk memecahkan sandi dan kode-kode dalam sebuah barang koleksi bernilai sejarah ketimbang untuk menyimpannya di etalase pribadi saya.
Dalam pencarian saya untuk menemukan barang-barang koleksi tersebut, saya terbiasa mengarungi samudra situs belanja online yang memajang barang-barang antik dan barang seni. Dari hasil pencarian inilah saya menemukan hal baru yang menarik mengenai sosok Pieter Erberveld ini.
Dalam salah satu situs penjualan online, saya menemukan halaman yang menjual Koin yang bertuliskan Pieter Erberveld. Sebetulnya itu bukan merupakan sebuah koin VOC, lebih tepatnya disebut Piagam Kontrak (Perjanjian) berbentuk sebuah koin besar yang memberikan kuasa kepada sosok Pieter Erberveld. kontrak tersebut menyebutkan bahwa VOC memberikan kuasa kepada Pieter Erberveld Pada tahun 1718.
1375095353805921342
Masih dalam misi pencarian ini, ternyata saya menemukan sebuah barang yang sama yang diperdagangkan dalam sebuah forum pada sebuah halaman website. Bunyi kontrak yang dalam bahasa belanda tersebut sama dengan bunyi kontrak pada koin pertama. Namun dalan perjanjian kedua ini ditulis angka pada tahun 1728.
Sontak saya terkaget, karena berdasarkan pemahaman sejarah menyebutkan bahwa Pieter Erberveld ini dihukum mati pada tanggal 14 April 1722
Apakah ada Pieter Erberveld yang lainnya, atau pemahaman sejarah bangsa Indonesia yang salah????????. Atau ada semaca konspirasi dimasa lalu sehingga mengaburkan sejarah yang sebenarnya.
13750954281470229003

Berikut kutipan naskah dalam surat kontrak tersebut yang kemudian saya terjemahkan.
Brief geheim
AFZONDERLIJK TEN BEHOEVAN MACHT
IN WISSELEN SPECERIJEN BOD SCHIP HANDELEN
EIGENDON kONINKRIJK UP GEWEST LANGKAT
VOORTDUREND CONTRACTEN EEN JAAR TAS……….(tidak terbaca)
VOORTDUREND
GESCHENK CONTRAC DEZE UITVOSSEN
BOVENMACHT GEVULD PIETER VOOR KAHT
…………………………………………
…………………………………………
………………………………………..
18 january 1718
Macht gevuld
Pieter elverbeld
Artinya kurang lebih begini :
Surat Rahasia
terpisah didalam Kuasa Bohoevan
Rempah-rempah ditukar dengan penawaran Undang-undang perkapalan
(artinya Monopoli Perdagangan)
Private property atas wilayah langkat
Secara terus menerus dalam perjanjian selama satu tahun
Selebihnya,
Pengecualian dari kontrak ini adalah hadiah
Atas kuasa penuh Pieter untuk khat (qat = tanaman dgn unsur additive narkotik / ganja)
………………………………….
………………………………….
……………………………..
18 january 1718
Kuasa Penuh
Pieter elverbeld
Dalam pemahaman ini, jelas sekali memberikan warna baru dalam dinamika pengetahuan sejarah VOC di Nusantara khususnya Sosok Pieter elverbeld
Dalam naskah kontrak ini sangat jelas disebutkan bahwa Pieter elverbeld memiliki property area di wilayah langkat. Ini bisa jadi sebagai kata petunjuk lain akan keberadaan harta Monsterverbond di wilayah langkat. Dan sangatlah jelas bahwa langkat pada masa VOC dijadikan Bandar untuk mengirim KHAT atau tumbuhan yang mengandung zat additive narkotika (di pulau sumatera, tumbuhan ini lebih dikenal dengan nama GANJA) ke eropa.
Dengan adanya penemuan ini, semakin menambah hipotesa saya bahwasanya sangat beresiko untuk membawa emas-emas batangan selama penambangan di Salido ke pulau Onrust. Perlu diketahui bahwa bahwa “Salido” bukan hanya berfungsi sebagai areal penambangan melainkan juga berfungsi sebagai pasar penampung komoditi emas dari pedalaman sumatera karena Monopoli perdagangan emas yang dimiliki oleh Monsterverbond. Pada saat itu perlu diketahui bahwa aceh merupakan wilayah sumberdaya emas kedua setelah salido. Sehingga Monsterverbond merasa perlu untuk mendirikan perwakilan niaga untuk menampung komoditas emas yang berasal dari kerajaan aceh.
Sebagai catatan saja bahwa pada saat itu VOC belum mendapat pengakuan posisi dari kerajaan aceh, sehingga wilayah wakil niaga emas yang sangat mungkin dan berbatasan dengan wilayah aceh ialah “Langkat”
1375095224706041101

Ada kemungkinan bahwa pengiriman komoditas emas ke Pulau Onrust yang pada saat itu ialah teritori bandar dan tempat galangan kapal VOC yang dikepalai oleh Pieter Elberveld Senior adalah kamuflase dari Monsterverbond.
Akan lebih aman jika emas-emas tersebut dikirim melalui jalan darat dari Salido menuju Langkat.
Semoga tulisan saya ini dapat memberikan masukan baru bagi para ahli sejarah untuk meneliti penggalan sejarah Monsterverbond di wilayah langkat.

Imam S 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar