Senin, 29 Desember 2014

Yahudi, Anti Semit dan Islamphobia

pb 121119 hasidic jews israel soldiers jsa 3.photoblog900 Yahudi, Anti Semit dan Islamphobia

Berdasarkan data Departemen Pembauran Israel, eksodus Yahudi dari Perancis ke Israel selama delapan bulan 2012 terjadi penurunan hingga 11 % dibanding periode yang sama di tahun 2011 atau 1331 orang banding 1500. Dalam pernyataan lain dari Badan Perlindungan Sekte Yahudi di Perancis menegaskan bahwa selama bulan tersebut terjadi peningkatan kasus “anti semit” dimana Yahudi menjadi target hingga meningkat hingga 45%. Ini merupakan hubungan berlawanan antara apa yang diyakini sebagai penindasan terhadap yahudi dan antara eksodus mereka ke Israel yang berbeda dengan klaim zionis bahwa “tanah yang dijanjikan tuhan adalah solusi akhir masalah yahudi dan masalah anti semit”.
Artinya, fakta-fakta riil di atas menunjukkan batil keyakinan Yahudi bahwa mereka membutuhkan negara kebangsaan dengan alasan sebagai pengaman dari ketertindasan yang menimpa mereka di negeri asal. Para pencerah Yahudi dahulu yakin bahwa rasisme atas mereka harus diakhiri dan solusinya adalah kembali ke Palestina. Mereka akhirnya berkonspirasi dengan penjajah untuk menjajah negari Palestina. Padahal solusinya seharusnya adalah pembauran di Eropa dengan undang-undang anti diskriminasi. Sejak itulah konspirasi zionis dan penjajahan bekerjasama.
Keterlibatan badan intelijen Israel di sebelum dan sesudah 1948 berupa operasi kejahatan terhadap Yahudi Irak dan Yaman sendiri. Tujuannya adalah menggiring opini di kalangan Arab agar mereka yang menjadi korban atau akan menjadi korban harus segera dilakukan eksodus yahudi ke tanah yang dijanjikan. Di tengah orientasi seperti ini, mereka akhirnya menumpahkan api penderitaan kepada bangsa Palestina dan tetangganya bangsa Arab. Perdamaian dan keamanan di Timteng dihancurkan. Bahkan seluruh dunia diletakkan tungku panas. Dan kini Palestina menjadi bumi terjajah di penuhi dengan pemukiman Yahudi yang menuntut hak sejarah dan hukum serta warisan peradaban yang mengakar di sana.
Barangkali kesadaran Yahudi Perancis atas fakta-fakta di atas adalah salah satu factor yang menjadikan sebagian mereka memisahkan antara klaim “anti semit” dan respon yang dianut Zionis yakni eksodus ke Israel (Palestina terjajah). Eksodus pada intinya adalah tindakan kolonialisme dan pendudukan wilayah, bukan sekadar mencari selamat dan keamanan bagi bangsa yang tidak aman.
Salah satu indikator sejarah dalam konteks ini adalah bahwa revolusi Perancis tahun 1789, dua tahun setelah itu terbit undang-undang membebaskan Yahudi dan mereka diberi hak sama dengan warga lain. Namun nafsu menjajah dan imperialisme di kalangan elit Prancis yang berkuasa mengalahkan dimensi demokrasi dan kemanusiaan nilai-nilai revolusi Prancis. Sampai-sampai Napolion Bonaparte setelah 10 tahun terbitnya undang-undang itu, menyerukan yahudi untuk membangun negara di Palestina di bawah pemerintah Perancis dan perpanjangan kekuasaannya di Timur dan untuk mencegah Inggris ke wilayah India.
Jadi, sangat kentara anomaly antara usaha pembauran yahudi dari sisi demokrasi di masyarakat mereka dan membuang factor ketertindasan mereka dan antara solusi mendirikan negara terisolasi di Palestina. Tampaknya, Yahudi Perancis menemukan bahwa naiknya kasus “anti semit” bersamaan dengan naiknya islamphobia dan kasus-kasus kekerasan terhadap warga Muslim di barat. Barangkali mereka sadar bahwa perjuangan bersama adalah melawan kekerasan, diskriminasi dengan berbagai bentuknya dan bukan mengadopsi solusi zionis

Dr. Muhammad Khalid Al-Az’ar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar