Para arkeolog telah menemukan benteng besar di pantai Israel diperkirakan untuk melindungi pelabuhan buatan Asiria selama Zaman Besi lebih dari 2.700 tahun yang lalu.
Para peneliti dari Universitas Tel Aviv, menggali sebuah bangunan berbentuk bulan sabit di kota Israel Ashdod, tepat di sebelah selatan Tel Aviv. Benteng ini berbentuk mengesankan, berasal dari abad kedelapan Sebelum Masehi (SM). Di tengah benteng terdapat batu bata berukuran lebar 3,6 meter dan tinggi 4,5 meter, dengan dinding yang tertutup oleh lapisan lumpur dan pasir.
"Benteng tersebut dibuat untuk melindungi pelabuhan buatan. Ini menjadi penemuan penting internasional, di mana pertama kalinya diketahui terdapat sebuah pelabuhan di sudut kota Levant," kata arkeolog Universitas Tel Aviv, Alexander Fantalkin, dilansir Rabu (21/8).
Para peneliti belum mengetahui secara pasti siapa yang membangun bangunan itu, namun mereka berpikir bangunan dibuat terkait pemberontakan. Dari prasasti kuno Asiria, peneliti memperoleh informasi bahwa ada seorang raja pemberontak dari Ashdod yang bernama Yamani.
Ia memimpin pemberontakan melawan Sargon II, raja dari kekaisaran. Waktu terjadinya pemberontakan berdekatan dengan waktu benteng dibuat. Namun, akhirnya pasukan Sargon dengan cepat dapat meredam pemberontakan itu.
Sementara beberapa peneliti menduga bahwa pemberontak justru membangun benteng guna mengantisipasi perlawanan dan serangan. Namun Fantalkin, mengungkapkan bangunan tersebut terlalu besar jika diselesaikan dalam waktu yang singkat dan terburu-buru. "Dibutuhkan waktu dan energi yang sangat banyak dalam membangun dinding dan tanggul," kata Fantalkin.
Penggalian terus dilakukan di situs Ashdod-Yam dan peneliti mengungkapkan masih terdapat banyak lagi lapisan yang menarik bagi sejarah arkeologi. Bangunan dibangun di atas tanggul pada Zaman Besi selama periode Helenistik antara abad keempat dan kedua Sebelum Masehi (SM). Sayangnya sebagian struktur telah runtuh saat gempa bumi terjadi pada abad ke 2 Sebelum Masehi.
Para penggali juga menemukan artefak seperti koin yang terselip di reruntuhan. Untuk menganalisa lebih lanjut peneliti menggunakan fotogrametri untuk membuat sebuah rekonstruksi 3D dari sebuah situs.
(Umi Rasmi Discovery News)
Para peneliti dari Universitas Tel Aviv, menggali sebuah bangunan berbentuk bulan sabit di kota Israel Ashdod, tepat di sebelah selatan Tel Aviv. Benteng ini berbentuk mengesankan, berasal dari abad kedelapan Sebelum Masehi (SM). Di tengah benteng terdapat batu bata berukuran lebar 3,6 meter dan tinggi 4,5 meter, dengan dinding yang tertutup oleh lapisan lumpur dan pasir.
"Benteng tersebut dibuat untuk melindungi pelabuhan buatan. Ini menjadi penemuan penting internasional, di mana pertama kalinya diketahui terdapat sebuah pelabuhan di sudut kota Levant," kata arkeolog Universitas Tel Aviv, Alexander Fantalkin, dilansir Rabu (21/8).
Para peneliti belum mengetahui secara pasti siapa yang membangun bangunan itu, namun mereka berpikir bangunan dibuat terkait pemberontakan. Dari prasasti kuno Asiria, peneliti memperoleh informasi bahwa ada seorang raja pemberontak dari Ashdod yang bernama Yamani.
Ia memimpin pemberontakan melawan Sargon II, raja dari kekaisaran. Waktu terjadinya pemberontakan berdekatan dengan waktu benteng dibuat. Namun, akhirnya pasukan Sargon dengan cepat dapat meredam pemberontakan itu.
Sementara beberapa peneliti menduga bahwa pemberontak justru membangun benteng guna mengantisipasi perlawanan dan serangan. Namun Fantalkin, mengungkapkan bangunan tersebut terlalu besar jika diselesaikan dalam waktu yang singkat dan terburu-buru. "Dibutuhkan waktu dan energi yang sangat banyak dalam membangun dinding dan tanggul," kata Fantalkin.
Penggalian terus dilakukan di situs Ashdod-Yam dan peneliti mengungkapkan masih terdapat banyak lagi lapisan yang menarik bagi sejarah arkeologi. Bangunan dibangun di atas tanggul pada Zaman Besi selama periode Helenistik antara abad keempat dan kedua Sebelum Masehi (SM). Sayangnya sebagian struktur telah runtuh saat gempa bumi terjadi pada abad ke 2 Sebelum Masehi.
Para penggali juga menemukan artefak seperti koin yang terselip di reruntuhan. Untuk menganalisa lebih lanjut peneliti menggunakan fotogrametri untuk membuat sebuah rekonstruksi 3D dari sebuah situs.
(Umi Rasmi Discovery News)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar