Jumat, 26 Desember 2014
Dajjal Bermula dari Danau Tiberias?
DANAU Tiberias adalah danau air tawar yang terletak di antara bagian bawah Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Suriah dan Dataran timur kota Galilea Palestina. Garis pantainya membentang sepanjang 53 km dengan luas 166 km2. Bagian terdalam dari danau ini mencapai kedalaman 46 M. Danau ini secara geografis terletak di wilayah Palestina dan Suriah, tetapi secara politis saat ini dikuasai oleh penjajah zionis Israel.
Danau yang terletak pada posisi 213 di bawah permukaan laut ini terhitung sebagai danau air tawar terendah di dunia, dan danau kedua terendah secaa umum setelah danau Laut Mati yang berasa asin. Danau Tiberias merupakan sumber pasokan utama kebutuhan air bersih Penduduk Palestina dan penjajah Israel. Selain itu Danau ini merupakan lokasi penting bagi pemeluk Semua agama samawi.
Orang-orang Yahudi membangun permukiman mereka di tepi Danau Tiberias, juga resort dan penginapan bagi petinggi militer Israel, mengingat posisinya yang berdekatan dengan perbatasan Palestina dan Suriah, sebagai antisipasi penyusupan pihak-pihak yang tidak mereka kehendaki,
Wilayah ini pun menjadi kawasan wisata elit bagi militer dan pemerintah Israel.
Mereka melengkapi kawasan ini dengan berbagai properti layaknya daerah tujuan wisata ala Eropa yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas maksiat dan bersenang-senang, sehingga terkenal sebagai tempat berselingkuh para prajurit dan pejabat militer Israel, demikian juga dengan sebagian politisi dan tokoh-tokoh mereka. Demikian sepintas tentang danau Tiberias saat ini.
Adapun keterkaitannya dengan kemunculan Dajjal, sebagaimana yang telah diberitakan oleh Rasulullah shallallahu “alaihi wa sallam bahwa turunnya permukaan air danau ini menjadi salah satu tanda-tanda kedatangan Dajjal. Saat ini permukaan air Danau Tiberias telah mengalami penyusutan. Ini tentu menjadi musibah bagi kita semua, karena masa kemunculan Dajjal semakin dekat, sedangkan kedatangannya itu akan membawa fitnah yang besar bagi umat Islam di mana saja mereka berada; sebagian besar manusia terkena fitnah tersebut.
Sang Dajjal, saat kemunculannya, mengaku sebagai Tuhan, mengaku sebagai yang memiliki surga dan neraka. Dalam keterangan tentang Dajjal dinyatakan bahwa kaum wanita adalah yang terbanyak mendatanginya sehingga para laki-laki pulang menemui ibu, putri, saudari, dan bibi mereka, mengikat mereka dengan kuat, karena takut wanita-wanita itu keluar menemui Dajjal. Oleh karena itu Rasulullah shallallahun “alaihi wa sallam bersabda, “Hal yang paling aku takutkan akan menimpa kalian adalah al-Masih ad-Dajjal.”
Agar lebih jelas apa dan mengapa dengan sosok Dajjal ini, berikut hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari riwayat Fatimah bind Qais radhiyallahu “anha. Dalam riwayat tersebut dinyatakan bahwa dia berkata, “Aku mendengar juru panggil Rasulullah shallallahu “alaihi wa sallam menyeru: Shalat Jama”ah! Shalat jama”ah” (panggilan seperti ini biasanya hanya pada waktu shalat atau apabila ada sesuatu yang sangat penting). Fatimah binti Qais melanjutkan, “Maka aku pun pergi ke masjid dan shalat bersama Rasulullah shallallahu “alaihi wa sallam, dan aku berada pada shaf pertama para wanita. Ketika Rasulullah shallallahu “alaihi wa sallam telah selesai beliau duduk di atas mimbar.
Beliau tertawa kemudian berkata,”Hendaklah masing-masing tetap di tempat! Tahukah Anda semua mengapa aku kumpulkan?”
Para Shahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.”
Beliau shallallahu “alaihi wa sallam bersabda, “Bukan karena suatu kabar gembira, bukan pula karena suatu ancaman, tetapi karena Tamim ad-Dari tadinya seorang pemeluk Nasrani lalu dia datang menyatakan keIslamannya dan menceritakan kepada aku kejadian yang sesuai dengan yang pernah aku sampaikan kepada kalian semua tentang al-Masih ad-Dajjal. Dia menceritakan kepada aku bahwa dia berlayar dengan tiga puluh orang dari Lakhm dan Juzam, lalu ombak besar membuat mereka terombang ambing di lautan sebulan lamanya hingga akhirnya mereka terdampar di sebuah pulau di arah timur matahari. Mereka pun turun dan duduk beristirahat dekat kapal mereka lalu memasuki pulau tersebut. Mereka kemudian bertemu dengan makhluk melata yang dipenuhi bulu. Saking banyaknya bulunya mereka tidak tahu mana bagian depan dan bagian belakangnya. Mereka berkata, Makhluk apakah Engkau ini?”
Makhluk itu berkata, “Aku adalah Jassasah (Pengintai).”
Mereka bertanya, “Apa itu Jassasah?”
Makhluk tu menjawab, “Pergilah kalian menemui laki-laki yang ada digedung besar sana, dia sangat ingin mendengar berita dari kalian.”
Tamim berkata, “Ketika dia menyebut nama seorang laki-laki, kami takut bahwa makhluk itu adalah setan. Maka kami pun bergegas pergi sampai kami menemukan bangunan besar itu lalu masuk ke dalamnya. Disana ada seorang manusia yang paling besar dan paling kuat yang pernah kami lihat. Kedua tangannya terbelenggu ke lehernya diantara kedua lutut dan sikunya. Kami berkata, “Celakalah engkau, makhluk apakah engkau ini?”
Dia menjawab, “Kalian mampu menemukanku, beritahu aku siapa kalian ini!”
Mereka (Tamim dan rombongan) menjawab, “Kami adalah orang-orang Arab, kami naik kapal laut, tiba-tiba ombak pasang dan kami pun terombang-ambing selama satu bulan sampai akhirnya terdampar di pulau Anda ini. Kami pun merapat dan memasukinya. Tiba-tiba kami bertemu dengan makhluk melata yang berbulu sangat lebat sehingga sulit mengetahui mana depan dan mana bagian belakangnya. Kami berkata kepadanya, “Celakalah engkau, makhluk apakah kau ini?”
Dia menjawab, “Aku adalah jassasah (Pengintai).”
Kami pun berkata, “Apakah jassasah itu?”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar