Kamis, 25 Desember 2014

Kaki-tangan CIA-Mossad: Bin Laden, Hamas, Islamis

timosman(Kiri, Agen CIA dan Kambing Hitam 11 September 2001, Tim Osman)
Kontradiksi yang menarik perhatian dalam Kebijakan “Anti-Teror” Israel dan Amerika Serikat.

Amerika Serikat memerangi “Islamis” di Afghanistan sementara mempersenjatai dan mendanai mereka di Syria.  Mereka adalah pion-pion dalam Permainan Besar Illuminati

Sedikit sekali orang-orang Kristen di Barat yang mengetahui bahwa sebagian besar Kristen Palestina diusir dari tanah leluhurnya oleh Negara Israel.
Menurut Mahmood Mamdani di dalam bukunya berjudul Good Muslim, Bad Muslim: America, the Cold War and the Roots of Terror [New York: Doubleday, 2005], hal 121: “Intelijen Israel memperbolehkan Hamas beroperasi tanpa hambatan selama masa Intifada pertama – membiarkannya membuka sebuah Universitas dan rekening bank dan bahkan boleh jadi membantunya dengan memberikan dana …”
Dan Richard Labévière dalam bukunya berjudul in Dollars for Terror: The United States and Islam [New York: Algora, 2000] hal. 204-205, menegaskan bahwa “Shin Beth (badan keamanan dalam negeri dan kontra intelijen Israel) telah mengembangkan rencana sejak tahun 1970-an untuk mendukung munculnya organisasi-organisasi Islam yang memungkinkan untuk bersaing, bila tidak melemahkan atau memecahbelah Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
Shin Beth membantu keuangan Ikhwanul Muslimin cabang Palestina, untuk melawan perkembangan perlawanan Palestina di dalam (Negara) Israel …. “Dan Jenderal Segev, Gubernur Militer Gaza (1973) dikutip mengatakan “kami memberikan bantuan keuangan kepada kelompok-kelompok Islam melalui masjid dan sekolah-sekolah agama dalam rangka membantu menciptakan kekuatan yang akan bersikap menentang kekuatan-kekuatan kiri yang mendukung PLO.” (Dikutip dari Graham Usher, “, "The Rise of Political Islam in the Occupied Territories, Middle East International, no. 453, Juni 25, 1993, hal. 19]
SAUDI ARABIA
obamaandMungkin kontradiksi yang paling mencolok dalam kebijakan luar negeri Amerika kontemporer namun merupakan sebuah kenyataan bahwa sekutu utama Amerika Serikat di dunia Arab adalah Arab Saudi, yang merupakan jantung dari gerakan Wahhabi, Islam garis keras, Draconian yang interpretasinya militan terhadap syari'at Islam, sebuah gerakan yang merupakan segala sumber dari sejumlah organisasi teroris Islam, termasuk Taliban dan al-Qaeda.
Sekalipun demikian dukungan Amerika Serikat kepada Arab Saudi sama seperti dukungannya terhadap Israel, padahal secara terbuka Amerika Serikat menyatakan dirinya sebagai musuh kaum Wahhabi dan ekstremis Islam lainnya, adalah aksiomatik terhadap kebijakan dan pandangan dunia dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat. Dan sekarang kita telah menyaksikan pemberontakan jihad di Afghanistan yang dilatih dan dipasok oleh CIA, revolusi di Libya di mana pasukan Khadafi dibom oleh jet NATO sementara pasukan CIA aktif di lapangan, dan perang saudara di Suriah di mana persentase terbesar persenjataan disalurkan kepada pemberontak oleh Barat yang berakhir di tangan gerilyawan, dan di mana Israel telah benar-benar mendukung tujuan Islamis dengan membom pasukan Assad.
BIN LADEN 
Pernyataan sebagaimana dikatakan oleh US Senator Rand Paul, anggota Komite Hubungan Luar Negeri Senat pada bulan Januari 2013, bahwa Osama bin Laden didanai oleh CIA - sebuah pernyataan yang ditolak oleh para kritikus sebagai "mitos urban" ... namun semakin menjadi mudah untuk diterima hari ini.
Dalam "The Algebra of Infinite Justice," The Guardian (London), Sept. 27, 2001, Arundhati Roy menulis: "Bin Laden memiliki perbedaan yang diciptakan oleh CIA namun diinginkan oleh FBI." [dikutip dalam Good Muslim, Bad Muslim, hal. 234]
turkiApakah bin Laden benar-benar dilatih atau tidak, seperti mentornya Sheikh Abdullah Azzam, sebagai seorang pemberontak di bawah perlindungan CIA, Mamdani (Good Muslim, Bad Muslim) secara meyakinkan menceritakan bagaimana ia dipekerjakan sebagai kontraktor untuk membantu membangun Khost kompleks yang didanai CIA pada tahun 1986, sebuah markas rahasia mujahidin Afghanistan, yaitu gua Tora Bora yang terkenal itu, di mana kemudian militer Amerika Serikat memusnahkan sisa-sisa al-Qaeda.
Mamdani [hal. 132], mengatakan bahwa "Bin Laden direkrut, dengan persetujuan pejabat tingkat tertinggi Amerika Serikat, juga oleh Pangeran Turki al-Faisal, kepala intelijen Saudi" dan menurut Labévière [hal. 387], "Osama bin Laden dilatih oleh CIA dan Intelijen Arab Saudi yang dikepalai oleh Pangeran Turki", semuanya itu dijelaskan oleh  Steve Coll dalam bukunya yang memenangkan hadiah Pulitzer, Ghost Wars [New York: Penguin Books, 2005] bahwa pangeranTurki punya hubungan erat dengan CIA dan bahwa bin Laden bertemu dengan dia dalam beberapa kesempatan.
John K. Cooley dalam bukunya Unholy Wars: Afghanistan, American and International Terrorism [London: Pluto Press, 1999], menyatakan bahwa aktivitas bin Laden di Afghanistan berlangsung "dengan persetujuan penuh dari rezim Saudi dan CIA" [hal. 119] dan menjelaskan bahwa "Senang dengan mandat sempurna Saudi itu, CIA memberikan Usama kekuasaan sepenuhnya di Afghanistan, seperti yang dilakukan oleh para jenderal intelijen Pakistan." [hal. 222]
-----
Charles Upton, 64, is a poet, social critic, peace activist, and lifelong student of traditional metaphysics and comparative religion. His books on these subjects, published by Sophia Perennis, are available through Amazon.com. He is presently involved with Dr. John Henry Morrow, author of The Covenants of the Prophet Muhammad with the Christians of the World, on the Covenants Initiative, calling upon Muslims to come out in defense of the Christian communities of the Middle East now under attack by Islamicist extremists. He may be reached at

Charles Upton

Tidak ada komentar:

Posting Komentar