Kamis, 18 Desember 2014

Peneliti sejarah: Masjid Teungku Chik Paya Bakoeng perlu dipugar

Kondisi bangunan masjid tersebut, kata Taqiyuddin sudah sangat memprihatinkan. Begitu pula makam Teungku Chik Paya Bakoeng yang tidak begitu layak karena berada dalam ruang tertutup dan pengap.
Kompleks Masjid dan Makam Teungku Chok Paya Bakoeng. @Taqiyuddin
PENELITI sejarah kebudayaan Islam, Taqiyuddin Muhammad menyarankan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara segera memugar masjid dan makam Teungku Chik Paya Bakoeng agar nilai kesejarahannya dapat terus dipertahankan.
“Masjid dan makam Teungku Chik Paya Bakoeng merupakan dua jejak yang menandai adanya sebuah sejarah istimewa yang dimiliki Paya Bakoeng secara khusus, dan Aceh secara umum,” kata Taqiyuddin Muhammad kepada ATJEHPOSTcom, Minggu, 18 Agustus 2013.
Masjid dan makam Teungku Chik Paya Bakoeng berada di sebelah timur Keudee Paya Bakoeng, arah jalan menuju Kecamatan Pirak  dan sekarang termasuk dalam batas Gampong Ceumpeudak, Kecamatan Paya Bakoeng, Aceh Utara. Masjid dan makam itu terletak di lokasi bekas Dayah Paya Bakoeng.
Kondisi bangunan masjid tersebut, kata Taqiyuddin sudah sangat memprihatinkan. Begitu pula makam Teungku Chik Paya Bakoeng yang tampaknya juga tidak begitu layak—karena berada dalam ruang tertutup dan pengap—serta tidak memberikan rasa nyaman bagi peziarahnya.
Itu sebabnya, Taqiyuddin menyarankan agar kedua bangunan bersejarah tersbeut dapat dipugar kembali dengan memperhatikan sisi-sisi kesejarahan dan fungsi sosial sebuah bangunan bersejarah.          
Taqiyuddin  menyebutkan, penting dipugar masjid dan makam Teungku Chik Paya Bakoeng supaya dua tinggalan sejarah itu selalu dapat mengingatkan setiap generasi bangsa tentang peran dan jasa tokoh-tokoh pahlawan dari Paya Bakoeng dalam melawan penjajahan Belanda di awal abad ke-20 silam.
Mneurut dia, Paya Bakoeng dengan dayah yang terkenal sejak penghujung abad ke-19 atau awal abad ke-20 sampai seperempat pertama abad tersebut, telah melahirkan para pejuang yang terus berperang melawan kolonial Belanda sampai bertahun-tahun lamanya.
Tiga tokoh utama dari Paya Bakoeng telah memimpin perjuangan tersebut dengan gagah berani: Teungku Paya Bakoeng (Teungku di Mata Ie), Teungku Chik Paya Bakoeng (Teungku Seupoet Mata) dan Teungku di Barat. 
“Paya Bakoeng, dengan demikian, adalah satu gampong yang dulunya merupakan sentral pendidikan Islam di Pasai dan juga pusat penggodokan mental-spiritual para pejuang pembela Agama dan tanah air,” kata Taqiyuddin.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar