(Foto: Fox News)
Para arkeologi menemukan bukti tentang kehidupan koloni awal di Jamestown, Virginia, Amerika Serikat (AS) yang diwarnai kanibalisme. Hal ini didasari penemuan tulang seorang perempuan berusia 14 tahun yang menunjukkan tanda-tanda dia korban pembantaian kanibal.
Seorang antropolog forensik dari Smuthsonian National Museum of Natural History, Douglas Owsley mengatakan bahwa ratusan orang di Jamestown tewas selama periode 1609-1610. Diduga kematian mereka yang terdiri dari 6.000 orang di Negeri Paman Sam, mengalami kekurangan pangan yang parah.
Dilansir Fox News, Senin (26/8/2013), dari catatan sejarah, pemimpin koloni Jamestown George Percy bahkan mengatakan dalam jurnal hariannya, ia dan yang lainnya harus menggali mayat dari kuburan untuk mereka makan agar dapat bertahan hidup.
Tak kalah mengenaskan, Percy dan Kapten John Smith yang merupakan pemimpin koloni paling terkenal juga menuangkan kisah adanya seorang pria tewas dibunuh setelah tertangkap basah membunuh dan menyantap daging istrinya sendiri yang sedang hamil. Pria itu kemudian dieksekusi secepatnya.
Berawal dari penemuan itu, Owsley bekerja sama dengan William Kelso menamai penemuan tulang gadis itu dengan Jane. Mereka menemukan jenazahnya di ruang bawah tanah di antara banyak sampah, termasuk tulang kuda dan hewan lain yang diduga kuat dikonsumsi oleh para kanibal.
“Saya telah melakukan analisis forensik terhadap sisa-sisa tubuh gadis itu dan menemukan bagaimana tubuhnya telah dipotong-potong. Gadis malang ini mungkin sudah meninggal saat itu juga. Hal ini menunjukkan adanya stigma budaya bahwa membunuh orang untuk menjadi santapan utamanya,” terang Owsley.
Dari bukti ditemukannya tulang-tulang dari periode itu, memang terlihat jelas dia (Jane) sengaja dipenggal untuk dikonsumsi. Bentuk tengkorak yang rusak dan sayatan kasar untuk mengambil otak beserta jaringannya yang dianggap sebagai makanan lezat pada abad ke-17 ini, menggambarkan ada rasa putus asa mereka (para kanibal) untuk bertahan hidup.
Rencananya, penemuan dari sisa-sisa manusia itu akan dipajang di Jamestown untuk mengenang kondisi mengerikan yang menimpa para pemukim di masa kehidupan awal. (amr)
Seorang antropolog forensik dari Smuthsonian National Museum of Natural History, Douglas Owsley mengatakan bahwa ratusan orang di Jamestown tewas selama periode 1609-1610. Diduga kematian mereka yang terdiri dari 6.000 orang di Negeri Paman Sam, mengalami kekurangan pangan yang parah.
Dilansir Fox News, Senin (26/8/2013), dari catatan sejarah, pemimpin koloni Jamestown George Percy bahkan mengatakan dalam jurnal hariannya, ia dan yang lainnya harus menggali mayat dari kuburan untuk mereka makan agar dapat bertahan hidup.
Tak kalah mengenaskan, Percy dan Kapten John Smith yang merupakan pemimpin koloni paling terkenal juga menuangkan kisah adanya seorang pria tewas dibunuh setelah tertangkap basah membunuh dan menyantap daging istrinya sendiri yang sedang hamil. Pria itu kemudian dieksekusi secepatnya.
Berawal dari penemuan itu, Owsley bekerja sama dengan William Kelso menamai penemuan tulang gadis itu dengan Jane. Mereka menemukan jenazahnya di ruang bawah tanah di antara banyak sampah, termasuk tulang kuda dan hewan lain yang diduga kuat dikonsumsi oleh para kanibal.
“Saya telah melakukan analisis forensik terhadap sisa-sisa tubuh gadis itu dan menemukan bagaimana tubuhnya telah dipotong-potong. Gadis malang ini mungkin sudah meninggal saat itu juga. Hal ini menunjukkan adanya stigma budaya bahwa membunuh orang untuk menjadi santapan utamanya,” terang Owsley.
Dari bukti ditemukannya tulang-tulang dari periode itu, memang terlihat jelas dia (Jane) sengaja dipenggal untuk dikonsumsi. Bentuk tengkorak yang rusak dan sayatan kasar untuk mengambil otak beserta jaringannya yang dianggap sebagai makanan lezat pada abad ke-17 ini, menggambarkan ada rasa putus asa mereka (para kanibal) untuk bertahan hidup.
Rencananya, penemuan dari sisa-sisa manusia itu akan dipajang di Jamestown untuk mengenang kondisi mengerikan yang menimpa para pemukim di masa kehidupan awal. (amr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar