Selama ini kita mengenal ada 12 suku bangsa Yahudi yang berasal dari keturunan nabi Jacob (Israel). Dulu Jacob membagi tanah Canaan (Palestina) untuk ke 12 anaknya yaitu: Reuben, Simeon, Levi, Judah, Gad, Asher, Dan, Naphtali, Issachar, Zebulun, Joseph, Benyamin. Tapi Levi dan Joseph (nabi Yusuf) tidak mendapat pembagian tanah itu karena Levi memegang jabatan pendeta tertinggi dan pendeta tidak berhak atas tanah. Sementara bagian untuk Joseph diwariskan pada kedua anaknya Mannaseh dan Ephraim. Jadi keduabelas anak yang dapat bagian tanah Palestina itu adalah : Reuben, Simeon, Judah, Gad, Asher, Dan, Naphtali, Issachar, Zebulun, Mannaseh, Epraihm dan Benyamin. Keduabelas turunan nabi Jacob inilah yang dikenal sebagai 12 suku Israel dan menjadi nenek moyang bangsa Yahudi.
Ketika Palestina diserang oleh bangsa Assyria konon hanya 2 suku (Judah dan Benyamin) yang bertahan dari serangan itu sementara 10 suku lainnya (Reuben, Simeon, Isaschar, Zebulon, Gad, Asher, Dan, Naptali, Mennaseh, Epraihm) dianggap musnah. Mungkin 10 suku yang tercerai berai karena serangan itu ada yang selamat dan bertahan hidup tapi keberadaan ke 10 suku yang hilang itu hingga saat ini masih menjadi misteri. Pada masa pendudukan Romawi di Palestina, sebagian besar bangsa Yahudi yang tersisa berdiaspora ke berbagai belahan dunia terutama ke Eropa sebelum akhirnya kembali ke Palestina.
Bangsa Yahudi sendiri dibagi dalam 2 Kelompok besar yaitu, kelompok yang berasal dari Rusia dan Eropa timur disebut Ashkenazim sementara yang berasal dari Spanyol disebut Sephardim. Ada juga beberapa kelompok kecil yaitu yang berasal dari Timur Tengah disebut Mizrahim. Tapi dari seluruh kelompok Yahudi yang ada didunia saat ini, lebih dari 90% didominasi oleh Ashkenazim.
Pada tahun 1976, Arthur Koestler seorang Ashkenazi, menulis buku tentang bangsa Khazar yang disebutnya sebagai suku ke 13 Yahudi karena sebagaian besar penduduk Khazaria beragama Yahudi. Bangsa Khazar sendiri berasal dari campuran bangsa Ugyur (Turki), Magyar (Hungaria) dan Hun yang mendirikan kerajaan Khazaria diwilayah Utara Kaukasus diantara laut hitam dan laut Caspia. Bagaimana kisahnya hingga bangsa Khazar ini menganut agama Yahudi? Sebelum membahas tentang sejarah bangsa Khazar ada baiknya kita mengenal Arthur Koestler terlebih dahulu.
Biografi Singkat Arthur Koestler
Arthur Koestler anak tunggal dari keluarga kelas menengah Yahudi yang lahir di Budapest Hungaria tanggal 5 September 1905. Tahun 1922, Koestler kuliah di Sekolah Tinggi Tehnik Vienna, Austria. Sejak kuliah Arthur tertarik pada Zionism dan aktif dalam kelompok Zionist. Pada tahun 1927, Koestler pindah ke Palestina dan mulai karir sebagai jurnalis. Tahun 1930, Koestler pindah ke Berlin karena ditawari posisi sebagai editor bidang ilmu pengetahuan. Karena terlibat partai komunis, Koestler kehilangan pekerjaannya di Berlin. Tahun 1937, Koestler dijebloskan ke penjara saat berada di Hungaria dan divonis hukuman mati karena menjadi mata-mata partai komunis. Tapi berkat bantuan Inggris, dia dibebaskan dan pindah ke Inggris.
Pada tahun 1938 Koestler keluar dari partai komunis dan pada tahun 1939 dia menerbitkan novelnya yang pertama berjudul “The Gladiators”. Sejak saat itu Koestler aktif menulis beberapa buku lagi diantaranya “Darkness at Noon” (1940), membahas tentang komunis, Rubashov dan Bolsheviks yang sukses secara komersil juga membuatnya terkenal. “Darkness at Noon” menjadi salah satu buku tentang politik yang paling banyak dibaca diabad ke 20.
Pada tahun 1976 Arthur Koestler menulis buku berjudul “The Thirteenth Tribe”. Buku itu menceritakan tentang bangsa Khazar yang memeluk agama Yahudi pada abad ke 8. Menurut hipotesa Koestler, sebagian besar orang Yahudi saat ini bukan keturunan Jacob (Israel) tetapi keturunan bangsa Khazar yang migrasi ke Eropa timur pada abad 12 dan 13 setelah kerajaan Khazaria runtuh. Bangsa Khazar inilah yang dijuluki suku ke 13 Yahudi oleh Koestler dan menurut Koestler sebagian besar Askhenazim adalah keturunan Khazar bukan Bani Israel.
Buku itu menuai kontroversi dan kecaman terutama dari komunitas Yahudi sendiri dan menganggap buku “The Thirteenth Tribe” itu sebagai hoax (kebohongan). Bahkan buku ini sempat sangat sulit dicari, seolah menghilang dari peredaran selama beberapa tahun. Padahal niat Koestler menulis buku itu untuk menghapus sentimen anti Semit yang ditujukan pada Yahudi karena bangsa Yahudi berasal dari keturunan bangsa Semit. Kata Semit berasal dari nama Shem anak kedua nabi Nuh disamping Japehth dan Ham. Shem adalah leluhur beberapa bangsa di Timur Tengah termasuk bangsa Arab dan bangsa Ibrani (Yahudi).
Pada tahun 1983, Koestler ditemukan tewas bersama istrinya. Menurut investigasi, Koestler dan istrinya bunuh diri karena ditemukan surat pribadi Koestler yang menyatakan keinginan mereka untuk mengakhiri hidupnya. Koestler bunuh diri karena tidak tahan dengan penyakit Parkinson dan beberapa penyakit fatal yang dideritanya sementara istrinya bunuh diri karena setia pada Koestler. Walau sudah meninggal tapi hingga saat ini buku “The Thirteenth Tribe” masih menuai pro dan kontra dan menjadi buku Koestler yang paling kontroversial.
Sekilas Tentang Buku The Thirteenth Tribe
Koestler memulai bab pertama dalam bukunya dengan kalimat “In Khazaria, sheep, honey, and Jews exist in large quantities.” Kalimat itu berasal dari perkataan Al Muqaddasi seorang ahli geografi Muslim yang pernah singgah di Khazaria pada abad ke 10. Tak hanya catatan Al Muqaddasi, Buku karya para ahli sejarah seperti Abraham Poliak, Michale Norton Dunlop, Raphael Patai juga catatan Ahmad Ibnu Fadlan utusan khalifah Al Muqtadir yang mengembara dari Bagdad ke Bulgaria pada tahun 921, menjadi sumber referensi Koestler saat menulis buku ini.
Ada beberapa hal menarik yang ditulis Koestler dalam bukunya itu misalnya tentang surat menyurat antara Hasdai Ibnu Shaprut seorang Yahudi asal Spanyol yang menjadi mentri kerajaan Umayah dizaman khalifah Abdulrahman III (912-961) dengan Raja Joseph Ben Aaron, raja Khazaria. Isi surat antara Hasdai dan Raja Yoseph itu menceritakan kegembiraan Hasdai saat mendengar ada kerajaan besar di Eropa Timur yang Raja dan penduduknya mayoritas beragama Yahudi.
Pada saat itu Hasdai mengira bahwa bangsa Khazar adalah salah satu dari 10 suku bangsa Israel yang hilang. Tapi jawaban dari Raja Joseph ternyata mengatakan bahwa mereka bukan keturunan dari Abraham (nabi Ibrahim) tapi dari Togarma, anak ke 3 Gomer atau cucu dari Japheth (salah satu anak nabi Nuh). Dalam literatur Yahudi Togarma dikenal sebagainya moyangnya bangsa Turki. Togarma punya 10 anak yaitu 1. Ujur 2. Tauris 3. Avar 4. Uauz 5. Bizal 6. Tarna 7. Khazar 8. Janur 9. Bulgar 10. Sawir, dan bangsa Khazar adalah keturunan anak ke 7 Togarma.
Kerajaan Khazar diperkirakan berdiri sekitar tahun 630. Setelah melewati beberapa generasi, pada masa pemerintahan Raja Bulan (tahun 740) bangsa Khazar memeluk agama Yahudi. Sebelumnya Raja Bulan ditawari untuk memilih agama Islam atau Kristen karena Khazaria diapit oleh dua kerajaan Besar Islam (Abasiyah) dan Kristen (Byzantium). Setelah berdiskusi dengan para ahli ketiga agama itu, akhirnya Raja Bulan memilih Yahudi sebagai agama resmi kerajaan Khazar.
Selain surat menyurat antara Hasdai Ibnu Shaprut dan Raja Joseph Ben Aaron, Koestler juga membahas tentang karakteristik bangsa Khazar yang merupakan campuran bangsa Eropa dan Asia. Sebagian besar berkulit putih, tinggi, rambut pirang atau merah, mata kecil (sipit) dan berwarna biru. Kata Khazar sendiri berasal dari bahasa Turki yang artinya pengembara atau nomad. Bangsa Khazar termasuk bangsa yang kuat, tangguh, suka berperang dan ditakuti oleh bangsa-bangsa lain disekitarnya.
Tak lama setelah nabi Muhammad meninggal terjadi perang antara bangsa Arab dan bangsa Khazar yaitu pada tahun 642 dan tahun 652. Tapi kedua perang itu dimenangkan oleh bangsa Khazar bahkan pada peperangan yang kedua bangsa Arab menderita kekalahan yang telak konon 4000 prajuritnya tewas termasuk pemimpinya, Abdal Rahman Ibnu Rabiah.
Pada tahun 722-737 dimasa pemerintahan Khalifah Marwan II terjadi lagi peperangan antara bangsa Arab dan bangsa Khazar yang dipimpin oleh Jendral Maslamah Ibnu Abdul Malik. Perang kali ini dimenangkan oleh bangsa Arab dan Khalifah Marwan saat itu menawarkan raja Khazar untuk masuk Islam. Tapi karena posisi kerajaannya diapit oleh dua kekuatan besar Islam dan Kristen, raja Khazar saat itu tidak bisa memilih salah satu dari kedua agama itu. Kebetulan di Khazaria saat itu ada komunitas kecil bangsa Yahudi. Setelah diskusi dengan ketiga pemuka agama tersebut, tahun 740 raja Khazar memutuskan untuk memilih agama Yahudi.
Ada kemungkinan raja Khazar memilih agama Yahudi untuk menjaga netralitas dan taktik politik karena posisinya yang terjepit diantara dua kekuatan besar Kristen dan Islam. Pada tahun 740 diperkirakan jumlah penduduk Khazar saat itu 1,4 juta dan bangsa Yahudi sekitar 50.000 orang. Inilah salah satu jawaban kenapa tiba-tiba bangsa Yahudi yang jumlahnya sangat sedikit, tiba-tiba jumlahnya mencapai jutaan saat perang dunia kedua karena mereka sudah bercampur dengan bangsa Khazar.
Koestler juga menceritakan beberapa orang yang pernah mengembara hingga ke Khazaria misalnya utusan kaisar Romawi Priscus, Al Masudi, Rabbi Petachia, Ahmad Ibn Fadlan, dll. Tapi yang paling menarik adalah kisah perjalanan Ahmad Ibnu Fadlan (Juni 921-Mei 922) yang mendapat porsi lebih banyak dibukunya dibanding yang lain. Pada saat itu bangsa Bulgar mengirim surat pada Khalifah untuk meminta diajarkan Islam dan membangun dinding penghalang antara bangsa Khazar dan bangsa Bulgar karena bangsa Khazar sering membuat onar dan menganggu bangsa Bulgar.
Bangsa Bulgar merasa terancam karena raja Khazaria memaksa untuk menikahi anak raja Bulgar. Setelah diberi anak gadis yang pertama ternyata sang anak meninggal dan raja Khazar meminta anak kedua raja Bulgar tapi sang raja sudah menikahkan anaknya itu dengan raja bangsa lain. Khawatir kerajaannya diserang oleh bangsa Khazar akhirnya raja Bulgar minta perlindungan pada Khalifah. Lalu Khalifah mengutus Ahmad Ibnu Fadlan untuk mengajarkan Islam dan melindungi Bangsa Bulgar dari serangan bangsa Khazar.
Catatan perjalanan Ahmad Ibnu Fadlan ini menarik untuk disimak karena mirip kisah Zulqarnayn dan Ya’juj Ma’juj. Ahmad Ibnu Fadlan menceritakan bahwa dia pernah bertemu dengan suku bangsa yang bahasanya sulit dimengerti bagaikan katak sedang bicara. Bertemu bangsa Viking yang memakai hiasan dua tanduk dikepalanya dan menyaksikan penguburan raja Viking lengkap dengan kapalnya.
Ibnu Fadlan juga mengisahkan bagaimana dia mengajarkan Islam pada bangsa Bulgar dan bangsa-bangsa disekitarnya. Ada kisah lucu ketika salah satu bangsa bertanya padanya, “Bagaimana caranya masuk Islam?” Ibnu Fadlan menjawab, cukup mengucapkan” Tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad utusan Allah!” Jawaban Ibnu Fadlan itu disambut tertawa bangsa itu, mereka menjawab,”Jika semudah itu kami akan melakukannya!”. Ibnu Fadlan Juga menceritakan berberapa hal tentang bangsa Khazar dan raja Khazar, konon saat itu sang raja yang disebut Great Kagan, punya 25 istri dan 83 selir dan berbagai kisah lainnya. Pada saat Ibnu Fadlan singgah di Khazaria, Raja dan seluruh penduduknya sudah menganut agama Yahudi.
Sementara itu disisi lain Bangsa Viking yang berasal dari Scandinavia yang juga dikenal dengan sebutan bangsa “Rhos” atau “Varangians”, semakin lama semakin kuat dan terus menerus memperluas wilayah kekuasaanya. Pada tahun 833 Kagan Khazar mengirim utusan ke kaisar Roma, Theohilus untuk minta bantuan membangun benteng disekitar kerajaan Khazaria untuk menahan serangan bangsa Viking. Benteng itu terkenal dengan sebutan Sarkel dan menjadi peninggalan sejarah bangsa Khazar.
Saat Sarkel dibangun, bangsa Viking terus berperang menaklukan wilayah baru mulai dari Irlandia, Normandia, sebagian Paris dan Jerman hingga daerah sekitar laut hitam dan laut Caspia. Setelah menyebrangi Baltic dan teluk Finlandia mereka menemukan tempat untuk menetap di Novgorov. Setelah menetap dan berkembang biak pada abad ke 10 nama Rhos berubah menjadi Russia. Bangsa ini meniru cara bangsa Khazar dalam menamai Rajanya karena mereka punya raja yang dinamai Kagan Rus.
Pada tahun 965 kerajaan Rusia menyerang kerajaan Khazar dan bangsa Khazar kalah dalam peperangan itu. Hancurlah kejayaan bangsa Khazar dan akibat dari perang itu banyak bangsa Khazar bermigrasi ke Hungaria, Polandia dan negara Eropa lainnya.
Selain banyak mengisahkan sejarah bangsa Khazar dan beberapa bangsa lain. Yang paling menarik adalah, di buku Koestler ini menceritakan tentang seorang Yahudi Khazar pada abad 12 bernama Solomon Ben Duji yang didukung oleh anaknya Menahem ben Solomon, Mereka mengirim surat pada seluruh bangsa Yahudi disekitarnya yang menyatakan bahwa saatnya telah tiba. Tuhan akan membimbing Israel untuk menuju Jerusalem. Menahem merubah namanya jadi David Alroy, selain berambisi untuk menggiring bangsa Yahudi kembali ke Jerusalem, David dikenal memiliki kemampuan supranatural. Dia mulai mengumpulkan pasukan untuk menyerbu tanah suci Jerusalem.
Tapi sebagian rabbi tidak setuju dengan David. Suatu malam David Alroy diracuni oleh mertuanya sendiri. Tapi gerakan yang diprakarsai David ternyata tidak musnah. Ketika Benyamin Tulledo berkelana ke Persia 20 tahun kemudian, kisah David Alroy ini sering diceritakan dikalangan Yahudi konon symbol bintang yang menjadi symbol bendera Israel saat ini adalah tanda untuk menghormati David Alroy.
Itulah sebagian kisah yang tertulis dalam buku The Thirteenth Tribe karya Arthur Koestler. Untuk membaca buku lengkapnya silahkan klik link ini atau lihat ringkasan ceritanya dari video dibawah ini.
ansara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar