Kamis, 18 Desember 2014

Byrd, Si Penjelajah Ujung Dunia

Meski klaimnya sebagai pionir di Kutub Utara sempat ditolak, pria AS ini tidak patah arang dan melanjutkan penjelajahan ke Antartika.
richard e byrdRichard E. Byrd dengan latar belakang pesawat Vought VE-7 Bluebird. (USA Library of Congress, Wikimedia Commons)
"Utara, timur, selatan, dan barat.Semua yang ada di sana tidak pernah terlihat, tidak terlacak, dan tidak diketahui," Richard E.Byrd, dalam penerbangannya ke Antartika pada 5 Desember 1929.
Byrd, pria memesona yang berjuluk "Admiral Ujung Dunia", awalnya tidak berniat jadi penjelajah ekstrem. Hanya saja, ia didiskualifikasi dari tugas kelautan Akademi Angkatan Laut akibat cedera engkel.
Ia menentukan tujuan baru: terbang. Bekal pengetahuan penerbangannya membuat Byrd melayang menuju Arktika. Kala 9 Mei 1926, ia mengklaim sebagai orang pertama yang berhasil sampai ke Kutub Utara dan terbang di atasnya.
Sayangnya, pendapat para pakar Kutub tidak demikian. Byrd bukanlah orang pertama yang sampai di ujung dunia itu, melainkan penjelajah Norwegia bernama Roald Amundsen.
Sebagai bentuk penebusan, Byrd mengalihkan pandangan jelajahnya ke Antartika. Di sini, dengan menggunakan pesawat, Byrd berhasil memetakan ratusan hingga ribuan puncak dan gletser.
Truknya yang dimodifikasi khusus mengalahkan tarikan kereta luncur yang menggunakan anjing. Ia berhasil memindahkan kebutuhan dan suplai hingga akhirnya terbentuklah stasiun peneliti "Little America". Stasiun ini dialiri listrik, lengkap dengan barak yang dipanasi kerosin, memiliki mesin kelontong, bahkan pusat kebugaran. Fasilitas mencengangkan mengingat letaknya di wilayah tandus, nyaris tidak bisa dihuni manusia.
Byrd juga terbukti tangguh saat melawan dinginnya musim dingin Antartika. Malah, satu-satunya hal yang membuat pria Amerika Serikat ini nyaris tewas adalah keracunan karbon monoksida dari kompornya sendiri.
Si Admiral ini juga tidak melupakan Kutub Selatan karena pada 28 November 1929 ia dan tiga rekannya tercatat sebagai orang pertama yang terbang di atasnya. Tapi ini bukan perkara mudah. Pasalnya, mereka harus membuang suplai makanan untuk menghindari tabrakan dengan gunung setinggi 15.000 kaki. Perjalanan pulang selama 16 jam dan 1.400 mil harus mereka tempuh dengan perut keroncongan.
Antartika dan Kutub tidak melemahkan veteran Perang Dunia II ini. Hingga sekarang ia masih dianggap sebagai salah satu pionir ternama dalam membuka daratan yang terkunci lapisan es. Byrd meninggal dunia saat tidur pada 11 Maret 1957. Usianya saat itu 68 tahun.
(Zika Zakiya.  National Geographic 125 Years)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar