Empat Puluh Ribu tahun sebelum Zaman Mesir Tua, wilayah paling subur Mesir terutama sekali ada di sekitar Delta Nil dan sepanjang jalur Sungai Nil. Di wilayah Mesir inilah orang-orang zaman Kuno mencari penghidupan dan merakit kehidupan mereka sesuai dengan kebutuhan utama mereka saat itu.
Pada masa Kerajaan Mesir Tua, wilayah Mesir yang yang paling banyak diminati sejak 3400 SM terbentang dari Canopus (kini Aleksandria) ke Pelusium (kini Al-Farama ) sampai ke Thebe (kini Luxor ) dan ke Memphis pada masa itu.
Untuk mempersatukan wilayah-wilayah disepanjang jalur delta dan sungai Nil tersebut masyarakat dan pendeta yang beraliran sihir pada saat itu mengangkat seorang ketua yang mempunyai kekuasaan tak terbatas yang disebut dengan Firaun. Jadi banyak sekali Firaun-firaun kecil pada masa itu.
Firaun Menes adalah pemersatu pertama Mesir. Menes hidup pada zaman Mesir Tua (3100 - 3000 SM) telah berhasil mempersatukan Mesir Selatan (dataran tinggi) dengan Mesir Utara (daratan rendah atau pesisir) Mesir sangat disegani oleh kawan dan lawannya. Firaun Menes dianggap sebagai bapak Firuan Mesir, pembentuk cikal bakal Firaun lainnya dalam 30 dinasti sejarah Firaun Mesir. Pada zaman Menes juga Piramida Mesir (Spinks) dibangun dengan teknologi dan ilmu pengetahuan amat mengagumkan.
Pada zaman kerajaan Mesir Tengah (1640 - 1570 SM) rakyat Mesir telah mampu bertani dengan lebih modern dengan pembangunan proyek irigasi dan waduk. Selain itu Mesir telah mampu membuat kapal-kapal dagang besar untuk perdanganan dengan daerah luar Mesir lainnya terutama di sekitar Timur Tengah. Pada zaman tengah ini nam Mesir berkibar pada puncaknya.
Pada zaman kerajaan Mesir Baru (1570 -1075 SM) beberapa Firaun yang berada pada dinasti ke 19, 18 dan 20 telah mampu membangun armada kekuatan militer Mesir yang handal. Firaun Ramses II adalah Raja yang amat terkenal diantara Firaun, selain kejam, bengis dan otoriter ia juga dikaitkan dengan kisah Nabi Musa yang menceritakan Rameses II tenggelam bersama pasukannya di laut Merah.
Meskipun sangat kuat pada dinasti sebelumnya, akhirnya dinasti Mesir ke 21 mengalami keruntuhan secara militer dan wilayah akibat mulai ditaklukkan oleh negara kuat lainnya pada masa itu seperti Persia dan Romawi.
Mesir yang juga disebut Egypt dalam bahasa Yunani yang berarti tanah yang dirindukan perlu. Perlu waktu hingga 2500 tahun Mesir keluar dari zaman kuno hingga ke jaman Romawi (30 SM - 700 M) yang dianggap oleh sejarawan Mesir menjadi lebih modern dalam berbagai bidang.
Setelah dominasi Romawi runtuh, Mesir yang telah melalui perjalanan panjang yang melelahkan selama 3000 tahun akhirnya Mesir masuk dalam zaman kekuasaan Islam (700 - sekarang). Lebih dari 11 abad sesudah menjadi salah satu wilayah yang didominasi oleh ummat Muslim, Mesir menjadi Khedivate pada 1878- 1914, salah satu daerah otonomi Turki di Timur Tengah.
Zaman Mesir Modern
Tak lama kemudian pada 1914 Mesir berubah menjadi sebuah wilayah kesultanan yang dipimpin oleh perdana menteri hingga 1922. Selama periode Kesultanan ini Mesir pernah diperintah oleh 5 Perdana Menteri (PM) dalam kurun waktu 8 tahun.
Pada 1922 terjadi perubahan signifikan di Mesir. Status kesultanan menjadi Kerajaan Mesir dari 1922-1952. Pada masa ini ada 34 PM datang dan pergi silih berganti meskipun beberapa diantaranya ada yang “politisi lama” sampai akhirnya terjadi revolusi 1952 mengakhiri 30 tahun era monarki Mesir yang teramat singkat.
Revolusi 1952 dipimpin oleh Muhammad Naguib dan Gamal Abdel Nasser itu menumbangkan Raja ke tiga(terakhir) Mesir abad modern, Fuad 2 (setelah Fuad 1 dan Farouk). Kerajaan ini tinggal kenangan setelah revolusi yang disebut-sebut salah satunya akibat Mesir kalah total dalam perang meawan Israel sehingga menimbulkan kecurigaan rakyat Mesir tentang keterlibatan antek-antek barat dalam tubuh monarki dan pemerintahan Mesir.
Sehari Israel mengumumkan kemerdekaannya, lima negara Arab (dimotori Mesir) menyerbu Israel pada 15 Mei 1948 sampai 20 Juli 1949. Arab kalah total pada perang tersebut dan Israel mengambil 50% wilayah dari ke 5 negara penyerang, termasuk semenanjung Sinai milik Mesir.
Inilah salah satu sumber pemberontakakan terhadap sistem monarki Mesir pada 1952. Akibatnya, pada 1953 bentuk dan sistem pemerintahan dan negara berubah menjadi Republik Mesir hingga 1953- 1958. Selama periode ini terdapat 4 kali pergantian PM.
Mesir ternyata masih menggeliat. Pada 1958 terjadi lagi perubahan sistem pemerintahan Mesir dari Republik Mesir berubah menjadi Republik Persatuan Arab. Dilatar belakangi oleh dendam kesumat atas kekalahan pada 1948 Mesir mengusung isue nasionalisme Arab (Pan Arabia).
Akan tetapi ternyata usia Republik dengan gaya baru ini juga tidak langgeng. Republik Persatuan Arab hanya bertahan hingga 1971 saja. Pada masa Republik Persatuan Arab (1958-1971) sebanyak 6 PM kali pergantian PM telah berjasa mengisi pemerintahan Mesir.
Pada 1971 Mesir kembali bergolak, kali ini Mesir merubah nama negaranya menjadi Republik Arab Mesir hingga saat ini. Selama periode 1971 sampai kini (2013) Mesir telah berganti 6 PM, termasuk yang sekarang ini dalam pemerintahan transisi Mesir, Hazem el-Beblawi. Sedangkan Presiden Mesir terkini dalam pemerintahan transisi Mesir adalah Mostashar Adly Mansur.
Seiring dengan perkembangan jaman dan perubahan sejarah negara dan bangsa Mesir, pemerintahan dan bangsa Mesir, ditemukan beberapa kenyataan bahwa hampir seluruh kebesaran sejarah pada masa lalu kelihatannya kurang terjaga dan terawat.
Sejumlah informasi dalam aneka tulisan menyinggung betapa benda-benda dan situs bersejarah Mesir kurang terawat bahkan dihancurkan atau hancur dengan sendirinya. Bisa jadi banyak situs yang dapat terawat akan tetapi akibat ditemukan sejumlah situs yang tidak terawat kelestariannya menimbulkan kesan setelah zaman Mesir Baru sampai kini bangsa Mesir kurang perhatiannya merawat dan menghargai sejarah masa lalunya.
Meskipun di satu sisi sejarah masa lalu itu mewarnai dunia gelap sejarah Mesir, tapi di sisi lainnya kebesaran masa lalu Mesir ternyata membuat bangsa lain berdecak kagum. Kondisi tersebut telah mengangkat derajat bangsa Mesir luar biasa hebatnya diantara bangsa besar lainnya di dunia seperti Yunani kuno dan China kuno.
Lihat saja berikut ini. Pada salah satu situs, artefak dan bukti sejarah masa lalu yang memperlihatkan satu-satunya Firaun yang seharusnya utuh yaitu Firaun Tutankhamun. Penguasa Mesir yang berusia 1 tahun hingga 18 tahun menjadi Firaun pun akhirnya musnah.
Firaun ke 12 dari dinasti ke 13, Tutankhamun yang berkuasa pada 1334- 1323 SM itupun akhirnya rusak parah oleh peneliti (arkeolog) Inggris, Howard Carter pada 1922 setelah lelah berburu selama 22 tahun. Jasad mumi Tutankhamun itu terpaksa dipotong-potong untuk memeriksa sel-sel dan apapun tentang berbagai hal tentang Firaun yang satu-satunya masih utuh ditemukan.
Refleksi perjalanan panjang Mesir.
Berdasarkan data sejarah singkat tentang Mesir di atas, ada beberapa benang merah yang dapat diambil tentang Mesir, yaitu :
- Mesir, dari jaman Kuno sampai Kini memang menjadi tempat yang dirindukan oleh semua orang, termasuk kawan dan musuh sekalipun dua-duanya dalam selimut alias lawan atau kawan tak abadi.
- Sejak tahun 1878 hingga kini 2013 terdapat 50 Perdana Menteri Mesir dalam kurun waktu 135 tahun, atau rata-rata 2,7 tahun seorang PM berrkuasa. Angka yang teramat pendek dan mencerminkan rumitnya tatanan dalam struktur pemerintahan Mesir dari masa ke masa.
- Dari sisi kepala negara, jumlah Presiden Mesir (sejak Republik Mesir pada 1953) sampai kini jumlah Presiden justru sangat sedikit, hanya 6 orang dalam kurun waktu 60 tahun. Rata-rata seorang presiden memerintah 10 tahun. Jika dibandingkan periode yang sama untuk kepala pemerintahan (PM) jumlahnya justru sangat banyak 29 PM (termasuk perdana menteri yang baru dilantik 2013). Artinya, rata-rata usia jabatan PM dalam 60 tahun terakhir hanya 2 tahun. Jika keduanya dihubungkan terlihat setiap 5 tahun Presiden menunjuk satu PM yang baru. Kondisi ini secara implisit memperlihatkan bahwa terjadi ketidak harmonisan antara Presiden Mesir dengan PM nya dari masa ke masa.
- Kerusuhan vertikal dan horizontal di Mesir telah melekat erat dari jaman “tempo doeloe” (dahulu) sampai kini. Hal ini mencerminkan bangsa Mesir sangat rentan perpecahan. Perlu figur pemimpin sekelas dan sekeras baja memimpin Mesir yang punya sejarah gegap gempita, kelihatanya.
- Pan Arabia yang mengusung nasionalisme Arab kelihatannya tidak efektif. Maksud Mesir menjadi dinamo penggerak motor Arab melindas Israel apa daya motor tak mampu menjelajah sampai Israel, tinggallah Mesir dan pan Arabianya menjadi keganasan Israel di wilayah-wilayah yang berbatasan dengan Israel.
- Apapun maksud dan tujuan militer Mesir menjatuhkan pemerintahan Morsi (hasil pemilu 2012) dalam waktu amat cepat telah mencoreng nilai demokrasi. Selain itu peristiwa tersebut berpotensi akan terulang kembali pada sesi pemerintah berikutnya. Bisa saja terjadi pada presiden hasil pemilu 2014 nanti atau setelahnya. Ini menandakan cepat atau lambat Mesir akan masuk dalam perangkap perang saudara seperti Suriah dan akan terpecah menjadi Mesir Pesisir dan Mesir Dataran tinggi seperti yang terjadi 3400-SM yang akhirnya disatukan oleh Firaun Menes pada 3000 SM.
- Berdasarkan bukti hilang dan rusaknya atau hancurnya kebesaran sejarah masa lalu Mesir memberi kesan seolah generasi penerus bangsa Mesir -terutama setelah jaman Pertengahan sampai kini- kurang perhatian merawat sejarah masa lalu Mesir, lebih ekstrimnya bisa saja disebut kurang menghargai para pendahulunya.
Dari sejumlah data-data di atas dapat kita lihat “potret” Mesir dari zaman kuno hingga masa kini, betapa negeri yang telah duluan selangkah lebih maju diantara sejumlah suku bangsa di dunia itu kini seperti tidak lelah dilanda prahara politik dan pertikaian kumonal vertikal dan horizontal.
Apakah terlalu kejam dan ekstrim jika ditemukan dalam beberapa tulisan mengatakan bahwa itu berkaitan dengan penyikapan tidak sempurna terhadap “nenek moyang” dan sejarah masa lalu Mesir? Padahal dengan memeliharanya menjadi bukti religius untuk generasi berikutnya betapa Tuhan Yang Maha Kuasa memperlihatkan kebesarannya dengan menciptakan seluruh semesta alam termasuk bumi dan isinya dari masa ke masa, termasuk tempat atau lokasi dan orang-orang yang telah mengingkari kebesaran Nya.
Mugkin bangsa Mesir saja yang lebih tahu apa sebab sesungguhnya atas fenomena kuat dan rapuhnya Mesir. Sebagai negara sahabat dan muslim yang pertama sekali memberi ucapan selamat atas kemerdekaan negara kita pada 17 Agustus 1945 dan berkontribusi besar dalam memposisikan Indonesia di PBB, Asia Afrika dan Timur Tengah, kita hanya bisa berharap semoga kedamaian kembali mewarnai Mesir dan kembali menjadi “kiblat” ilmu pengetahuan, teknologi dan agama untuk kita dan untuk seluruh dunia.
abanggeutanyo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar