Jumat, 19 Desember 2014

Umar bin Khatab; Tokoh pemberani Islam yang dijuluki anak singa

Dikenal berkarakter keras, namun Umar bin Khatab sama sekali tidak berdaya jika mendengar bacaan Alquran
 
Ilustrasi
IA berwajah tampan, tangan dan kakinya berotot, jenggotnya lebat dan suka disemir dengan bahan pewarna al hinna dan katam. Kepala bagian depannya botak, postur tubuhnya tinggi besar, warna kulitnya coklat kemerah-merahan. Tubuhnya kekar dan suaranya lantang. Namanya Umar bin Al Khatab bin Nufail bin Abdul Uzza Al Quraisy atau kerap disapa Abu Hafsh yang berarti anak singa. Dia digelar Al Faruq: pemisah antara yang hak dan batil.
Sosok sahabat Nabi Muhammad ini terkenal cerdas dan paling keras wataknya di kalangan pemuda Quraisy. Ia pandai membaca dan menulis. Pada masa jahiliyah, dirinya kerap menjadi utusan, duta besar, dan menjadi kebanggan kaum Quraisy.
Sebelum memeluk agama Islam, ia dikenal sebagai tokoh yang sangat memusuhi kaum muslimin. Sikapnya tersebut sering diumpamakan : Seandainya keledai milik Umar masuk Islam, maka Ibnul Al Khatab sekali-kali tidak akan masuk Islam.
Kala dia mengetahui kabar Fatimah—saudara perempuannya—masuk Islam, Umar langsung menemuinya. Di rumah Fatimah, ia menjumpai Khabab bin Art dan Sa’id—suami Fatimah—sedang mengajari Fatimah membaca Alquran. Umar dengan serta merta memukul Fatimah dan meminta mushaf yang sedang dibacanya. Fatimah menolak permintaan Umar sebelum dirinya bersuci terlebih dahulu.
Mendengar hal ini, Umar langsung mandi dan setelah itu dia membaca mushaf tersebut. Surat pertama yang dibaca adalah Thaha. Allah melapangkan hati Umar dengan bacaan tersebut, ia langsung pergi ke Darul Arqam dan mengikrarkan diri masuk Islam di hadapan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Momen si anak singa masuk Islam ini terjadi pada tahun ke enam pasca kenabian. Ia berada di urutan ke 40 dari orang-orang yang mula-mula masuk Islam.
Ia keluar dari Darul Arqam sebagai salah satu pemimpin dari dua barisan kaum muslimin. Saat itu kaum muslimin mendeklarasikan akan berdakwah secara terang-terangan. Hal ini merupakan usulan Umar bin Khatab.
“Posisi kami menjadi kuat sejak Umar masuk Islam,” ujkar Ibnu Mas’ud, seperti yang ditulis Syaikh Muhammad Sa’id Mursi dalam bukunya Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah.
Umar merupakan satu-satunya sahabat yang berhijrah ke Madinah secara terang-terangan. Ia menantang orang-orang musyrik Quraisy dengan berkata, “Sesungguhnya aku berniat untuk hijrah, siapa yang ingin ibunya celaka atau anaknya menjadi yatim, maka besok, temuilah aku di belakang lembah ini!”
Tidak ada satu pun kaum Quraisy yang berani menyahuti tantangan Umar yang dikenal kuat dan pemberani tersebut.
Kiprahnya dalam membantu dakwah Islam bersama Nabi Muhammad sejalan dengan kehendak Alquran. Ada enam pendapat yang diusulkan Umar yang kemudian dikuatkan dalam Alquran. Diantaranya usulan membunuh tawanan perang Badar dan tidak menerima tebusan dari mereka, istri-istri Nabi dianjurkan memakai hijab (tabir), tidak mensalati jenazah orang-orang munafik, serta menjadikan makam Ibrahim sebagai tempat salat.
Umar juga tidak pernah absen dalam peperangan bersama Rasulullah. Dikenal berkarakter keras, namun Umar bin Khatab sama sekali tidak berdaya jika mendengar bacaan Alquran. Dia langsung jatuh pingsan karena saking takutnya mendengar kalam ilahi.
Umar menjadi orang pertama yang membaiat Abu Bakar menjadi khalifah. Dia juga termasuk orang yang mengusulkan kepada Abu Bakar untuk memerangi orang-orang yang enggan membayar zakat karena negara Islam saat itu masih dalam kondisi lemah. Usulan tersebut ditolak Abu Bakar, walau akhirnya ia menerima usulan tersebut.
Umar menjadi khalifah setelah ditunjuk langsung oleh Abu Bakar saat hendak meninggal. Hal pertama yang dilakukannya setelah diangkat menjadi khalifah adalah membebaskan tawanan perang Ar Ridddah: perang menumpas orang-orang murtad.
Di masa pemerintahannya, Umar berhasil menaklukkan wilayah Syam, Irak, Persia, Mesir, Burqah (daerah di Libia), Tripoli bagian barat, Azerbaijan, Nahawand, dan Jurjan. Pada masanya pula kota Bashrah, Kufah, dan Futshah (Kairo) berhasil dibangun.
Di segi perekonomian negara, Umar bin Khatab merupakan pencetus lahirnya mata uang dirham dengan cap Alhamdulillah pada satu sisi dan sisi lainnya La ilaha illa Allah serta Muhammad Rasulullah.
Sebagai pemimpin Islam, Umar dikenal bijaksana dan adil dalam memerintah. Dia sering melakukan inspeksi ke pasar-pasar sendirian dan menetapkan tahun hijriah sebagai kalender Islam. Anak singa ini juga dijuluki sebagai amirul mukminin atau pemimpin orang-orang yang beriman.
Banyak perubahan yang dilakukan Umar bin Khatab selama dirinya menjadi pemimpin kaum muslimin. Salah satunya mengumpulkan orang-orang dalam salat tarawih, menyinari masjid-masjid di malam bulan Ramadan, mengumpulkan orang-orang untuk salat jenazah dengan empat takbir, menghentikan pemberian zakat kepada orang-orang yang baru masuk Islam berdasarkan hasil ijtihadnya, memberikan hadiah kepada penghafal Alquran, menjadikan urusan pengangkatan khalifah di tangan beberapa orang tertentu, menjadikan talak tiga dengan satu lagal menjadi talak bain, memerintahkan untuk menceraikan wanita ahli kitab dan melarang untuk menikahi mereka.
Selain itu, Umar juga dikenal sebagai pemimpin yang menghukum orang yang mengejek, mengambil zakat kuda, menjadikan pajak dalam beberapa tingkatan sesuai dengan kemampuan ekonomi rakyat, menggugurkan wajib pajak dari orang-orang miskin, ahli dzimmah, dan kaum papa, mendirikan pangkalan militer, menginstruksikan wajib militer dan membuka kantor administrasi militer.
Umar menjabat sebagai khalifah selama 10 tahun 6 bulan 4 hari. Sebelum meninggal ia bermimpi seolah-olah seekor ayam jago mematuknya satu atau dua kali. Patukan yang pertama adalah pertanda datangnya ajal. Umar meninggal tahun 23 Hijriyah akibat ditikam dengan sebilah pisau dari arah belakang saat ia sedang menunaikan salat subuh oleh Abu Lu’lu Fairuz Al Farisi Al Majusi. Dia merupakan pembantu Mughirah ibn Syu’bah.
Tiga hari setelah insiden ini, Umar menghembuskan nafasnya yang terakhir. Sebelum meninggal ia menunjuk enam orang sahabat untuk memilih salah satu diantara mereka menjadi khalifah. Mereka akhirnya memilih Usman bin Affan menjadi khalifah.
Umar bin Khatab dimakamkan di samping makam Rasulullah dan makam Abu Bakar Ash-Shiddiq di kamar Aisyah. Ketika meninggal, usianya genap 63 tahun. Usia yang sama saat Nabi Muhammad wafat dan Abu Bakar meninggal.[]

Syaikh Muhammad Sa’id Mursi dalam bukunya Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar